BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pada musim penghujan saat ini banyak
bencana banjir dimana-mana, untuk memudahkan memonitori keadaan air sungai yang
ada di pintu bendungan sungai maupun pintu sungai, maka dibuatlah alat flood sensor ini dengan tujuan untuk
mendeteksi batas ketinggian kapasitas air. Kepentingan untuk memilih alat ini,
dikarenakan dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya
pada pintu air aliran sungai yang digunakan sebagai pendeteksi banjir dimana
ketinggian air dihitung supaya air tidak meluap keluar yang menyebabkan terjadinya banjir. Selain itu
memudahkan petugas penjaga pintu air aliran sungai agar bisa memberi tanda jika
air sungai sedang tinggi dan mempermudah menjalankan tugasnya apalagi saat ini hujan
sering terjadi yang suatu saat air dapat meluap sehingga menyebabkan banjir.
Alat ini juga banyak pengaplikasiannya baik untuk penampungan air yang ada di
tiap rumah agar meminimalisir air yang terbuang, selain itu juga masih banyak
pengaplikasiannya kedalam kehidupan sehari-hari, jadi alat ini sungguh berguna
jika diaplikasikan dengan baik dan benar.
Flood
Sensor ini terdri dari
sederet lampu led yang terdiri dari tiga warna yakni warna hijau, kuning, dan
merah yang berguna sebagai penanda ketinggian air pada penampung air, selain
lampu led terdapat sebuah buzzer yang berguna sebagai penanda berupa suara
fungsi buzzer digunakan sebagai alarm. Namun dibalik semua komponen yang di
gunakan ada satu komponen elektronika yang sangat dominan dalam pembuatan
rangkaian ini adalah IC AT89C51, IC mikrokontroller yang berfungsi sebagai otak
untuk sistem kerja Flood Sensor.
1.2 Batasan
Masalah
Pada
penulisan ini, penulis batasan permasalahan hanya pada:
·
Cara kerja dari rangkaian beserta komponen sensor air yang tertera
pada skema lengkap flood sensor dan
pengoperasian dari flood sensor.
· Pemasangan komponen pada alat flood sensor.
1.3
Tujuan Penulisan
· Tujuannya dapat mengaplikasikan alat
flood sensor dengan baik dan benar
· mempelajari sistem kerja flood sensor terutama mikrokontroller
yang digunakan didalamnya.
· Untuk memenuhi
tugas Praktikum Mikroprosesor
· Untuk menambah
wawasan Elektronika.
1.4 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dirancang dengan beberapa
metode-metode diantaranya :
1.4.1. Studi lapangan
a. Observasi :
yaitu melakukan pengamatan langsung
terhadap objek (alat-alat) yang di buat.
b. Wawancara atau konsultasi :
yaitu memberi pertanyaan-pertanyaan
kepada pengurus laboratorium serta staf-stafnya untuk mendapatkan sumber informasi yang di
butuhkan, misalnya; komponen-komponen yang diperlukan, serta cara bagaimana
alat itu bekerja.
c. Studi literatur :
mencari sumber informasi yang
berhubungan dengan penulisan alat ini, baik dari media cetak maupun media
elektronik (e-book).
d. Studi kepustakaan :
Yaitu mengumpulkan data-data
teoritis yang bersumber dari buku-buku dan diktat kuliah yang ada kaitannya
dengan penulisan makalah ini, seperti diperpustakaan.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada bagian ini kami akan
mengemukakan tetntang pokok-pokok uraian tugas penulisan makalah ini agar lebih
mudah dipahami dan juga sebagai dasar pembahaan selanjutnya. Dalam penulisan
ini kami menyajikan sistematika penulisan dengan kronologis sebagai berikut :
BAB I-PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar
belakang masalah, batasan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB
II-LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang
komponen-komponen yang digunakan, konfigurasi yang digunakan, dan juga
teori-teori yang digunakan dalam pembuatan Fload
detector ini.
BAB
III-ANALISA
RANGKAIAN
Bab ini membahas mengenai
perancangan sistem otomatisasi alat Fload
detector yang terdiri dari analisa rangkaian secara diagram blok, analisa
rangkaian secara detail dan analisa logika pemrograman.
BAB
IV-CARA KERJA ALAT
Penjelasan langkah pengoperasian
alat, dan Aplikasi mikon dalam sehari-hari.
BAB
V-PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan-kesimpulan
dari penjelasan alat yang dibuat dan saran–saran pembuatan alat yang dibuat.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 IC AT89C51
Mikrokontroler
adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun
mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer
mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan
menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang
dikerjakan. Seperti umumnya komputer. Mikrokontroler adalah alat yang
mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian
terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu
sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan
komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk
melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.
2.1.1 Mikrokontroller MCS-51
Mikrokontroler
8051 merupakan keluarga mikrokontroler MCS-51. Yang termasuk dalam keluarga
MCS-51 adalah mikrokontroler 8031 (versi 8051 tanpa EPROM), 8751, dan 8052.
Keluarga MCS-51 memiliki tipe CPU, RAM, counter/ timer, port paralel, dan port
serial yang sama. Mikrokontroler 8051 diperkenalkan pertama kali oleh Intel
corp. pada akhir 1970. Mikrokontroler 8051 merupakan kontroller 8-bit yang
mampu mengakses 64 Kbyte memory dan 64 Kbyte data memory (eksternal).
Mikrokontroller adalah suatu chip
yang dibuat dengan cirri khasnya, umumnya adalah :
·
Memiliki
memori yang relatif sedikit. Penggunaan mikrokontroller untuk keperluan
instrumentasi khusus membuatnya tidak efisien jika menggunakan memori yang
besar namun tidak terpakai.
·
Memiliki
unit I/O langsung. Berbeda dengan mkrokomputer yang unit I/O-nya dapat
dikonfigurasi lebih lanjut, mikrokontroller memiliki unit I/O yang terintregasi
dan berhubungan langsung dengan mikroprosesornya.
2.2 Deskripsi Pin pada MCS-51
Mikrokontroler
AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya dikemas dalam DIP (Dual Inline
Package). Masing-masing pin pada mikrokontroler AT89S51 mempunyai kegunaan
sebagai berikut:
·
Port 0 (Pin 32 sampai
39)
Port 0
merupakan port dua fungsi yang berada pada pin 32-39 dari AT89S51. Dalam
rancangan sistem sederhana port ini sebagai port I/O serbaguna. Untuk rancangan
yang lebih komplek dengan melibatkan memori eksternal jalur ini dimultiplek
untuk bus data dan bus alamat.
·
Port 1 (Pin 1 sampai
8)
Port 1
disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8. Beberapa pin pada port ini
memiliki fungsi khusus yaitu P1.5 (MOSI), P1.6 (MISO), P1.7 (SCK) yang
digunakan untuk jalur download program.
·
Port 2 (Pin 21 sampai
28)
Port 2 ( pin
21-28 ) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna, atau sebagai bus
alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan memori eksternal.
·
Port 3 (Pin 10
sampain 17)
Port 3 adalah
port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki multi fungsi,
seperti berikut ini :
Ø BIT NAME BIT
ADDRESS ALTERNATE FUNCTION
Ø P3.0 RXD
B0h Receive data for serial port
Ø P3.1 TXD B1h Transmit data for serial port
Ø P3.2 INT0
B2h External interrupt 0
Ø P3.3 INT1
B3h External interrupt 1
Ø P3.4 T0
B4h Timer/counter 0 external input
Ø P3.5 T1
B5h Timer/counter 1 external input
Ø P3.6 WR
B6h External data memory write strobe
Ø P3.7 RD B7h External data memory read strobe
2.3
PSEN (Program Store Enable)
Sebuah sinyal
keluaran yang terdapat pada pin 29. Fungsinya adalah sebagai sinyal kontrol
untuk memungkinkan mikrokontroler membaca program (code) dari memori eksternal.
Biasanya pin ini dihubungkan ke pin EPROM. Jika eksekusi program dari ROM
internal atau dari flash memori (ATMEL AT89SXX), maka berada pada kondisi tidak
aktif (high).
2.4 ALE (Address
Latch Enable)
Sinyal output
ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE pada microprocessor INTEL
8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE dipergunakan untuk demultiplek bus alamat dan
bus data. Sinyal ALE membangkitkan pulsa sebesar 1/6 frekuensi oscillator dan
dapat dipakai sebagai clock yang dapat dipergunakan secara umum.
2.5 EA (External
Access)
Masukan sinyal
terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah (ground) atau logika
tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka mikrokontroler akan mengakses
program dari ROM internal (EPROM/flash memori). Jika diberi logika rendah maka
mikrokontroler akan mengakses program dari memori eksternal.
2.6 RST (Reset)
Input reset
pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S51. Pulsa transisi dari tinggi selama
2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.
2.7 Oscillator
Oscillator yang
disediakan pada chip dikemudikan dengan XTAL yang dihubungkan pada pin 18 dan
pin 19. Diperlukan kapasitor penstabil sebesar 30 pF. Besar nilai XTAL sekitar
3 MHz sampai 33 MHz. XTAL1 adalah input ke pembalikan penguat osilator
(inverting oscillator amplifier) dan input ke clock internal pengoperasian
rangkaian. Sedangkan XTAL2 adalah output dari pembalikan penguat osilator.
2.8 Power
AT89S51
dioprasikan pada tegangan power supplay +5V, pin VCC berad pada pin 40 dan VSS
(ground) pada pin 20.
Mikrokontroller
tidak dapat bekerja bila tidak diberikan program kepadanya, sistem kerja
mikrokontroller dapat dirubah setiap saat sesuaii dengan program yang diberikan
kepadanya. Instruksi perangkat lunak berbeda untuk masing-masing jenis
mkrokontroler.
Mikrokontroller
tidak dapat memahami instruksi yang berlaku pada mikrokontroller jenis lain,
contohnya Mikrokontroller buatan INTEL memiliki intruksi yang berbeda dengan
mikrokontroller buatan ZILOG.
Bahasa
pemrograman yang digunakan untuk memprogram MCS51 adalah bahasa assembler,
bahasa assembler berkaitan erat dengan bilangan, bilangan tersebut digunakan
untuk pemberian alamat pada port dan registry.
2.9 PERINTAH DASAR MCS-51
Dasar-dasar perintah
yang biasa digunakan pada mikrokontroller MCS-51 adalah sebagai berikut.:
a.
Clr : mereset atau memberi nilai 00h.
b.
mov : menyalin suatu nilai.
c.
Setb : memberikan logika 1 pada port.
d.
Call : memanggil perintah program yang ditentukan.
e.
Sjmp : lompat ke
label program dan langsung menjalankannya
f.
djnz : mengurangi nilai pada register, bila belum mencapai 0 maka akan dilakukan lompatan ke label sub
program.
g.
Jnb : lompat kelabel subprogram bila nilai port berlogika
LOW.
h.
cjne : bandingkan, bila nilai port tidak sama maka lompat.
i.
rr / rl : geser kanan 1 bit pada isi akumulator / kiri 1bit
j.
inc/dec: menambahkan nilai 1 bit pada
akumulator / mengurangi nilai 1 bit pada
akumulator.
2.10 Xtal
(Kristal)
Mikrokontroler keluarga MCS51 di
dalamnya mempunyai rangkaian osilator (Build in). orang sering menggunakan
osilator sebagai sumber detak mikrokontroller dengan kristal 12 MHz. Sumber
detak (clock) ini yang menentukan besarnya atau kecepat siklus mesin yang di
perlukan guna membaca setiap satu perintah. Satu siklus mesin akan menjalankan
satu perintah mikrokontroler, tidak menutup kemungkinan satu perintah
membutuhkan dua siklus mesin. Apabila digunakan kristal 12 MHz, maka waktu yang
diperlukan setiap satu siklus mesin adalah 1 udetik.
2.11 Kapasitor
Kapasitor (Kondensator) yang dalam
rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf “C” adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi / muatan
listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday
(1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2
yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
2.12 LED (LIGHT EMETTING DIODE)
Dioda adalah
piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus dalam satu arah saja.
Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu
piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi
arus tegangan searah (DC).
2.13 Resistor
Resistor adalah
komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif
dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohm yang diketahui bahwa
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol Ω ( Omega ). Jika Resistor tidak dialiri arus, maka tegangan kedua
ujungnya sama.
2.14 Buzzer
Fungsi dari
buzzer adalah sama seperti speaker , yaitu untuk menghasilkan suara, namun
buzzer hanya mampu untuk menghasilkan suara berfrekuensi tinggi, sedangkan
speaker mampu untuk menghasilkan suara dalam berfrekuensi tinggi dan rendah.
Rangkaian dalam Buzzer Buzzer merupakan komponen yang berisikan lilitan dan 3
batang kawat yang berbentuk seperti switch. Apabila arus dialirkan, maka
kumparan akan menghasilkan medan magnetik , sehingga menarik kawat (K3), dan
memutuskan kawat (K2) dengan kawat (K1), tetapi kalau arus dimatikan, maka
kumparan akan kehilangan medan magnetnya sehingga kawat K3 akan terlepas dari
kumparan, dan kawat K2 berhubungan dengan K1. Buzzer biasa dipakai pada alat-alat ringan yang membutuhkan
daya kecil.
2.15 IC Regulator
IC regulator adalah IC yang
tujuannya mengatur atau merregulasi, agar suatu tegangan menjadi tetap walaupun
beban berubah dan tegangan input berubah.
2.16 Sensor
Sensor
adalah suatu alat atau rangkaian alat yang dipakai untuk merubah suatu besaran
tertentu menjadi besaran lai dengan cara “merasakan / mendeteksi” dalam bahasa
inggris disebut to sense. Artinya jika pada suatu ketika ada
sesuatu atau benda yang lewat pada jangkauannya (terukur) maka sensor akan
merasakan / mendeteksi sesuatu tersebut tanpa harus mengetahui benda apa yang
melewatinya. Kemudian setelah dia merasakan atau mendeteksi maka hasilnya
dikirim ke rangkaian selanjutnya untuk dijadikan suatu referensi masukan pada
rangkaian tersebut. Secara umum system kerja sensor mirip dengan kerjanya suatu
switch ada kondisi NO, NC dan Common.
Terdapat 2 jenis Sensor yang digunakan, yaitu :
1.
Air
Rangkaian
sensor air merupakan jalur pcb yang dirangkai sangat berdekatan, namun tidak
terhubung, dan dilapisi timah agar tembaga jalur pcb tersebut tidak terkorosi
oleh air hujan nantinya. Ketika air hujan menggenangi jalur timah yang
berdekatan tersebut, maka jalur tersebut menjadi terhubung satu sama lain
dikarenakan sifat air sebagai konduktor yang baik.
Di blok sensor ini terdapat sensor air sensor ini berfungsi
sebagai sumber inputan logika untuk AT89S51. Pada sensor air, jika sensor air
terkena air, maka sensor air akan menghasilkan logika LOW untuk inputan AT89S51, dan logika HIGH jika sensor tidak terkena air.
BAB
3
ANALISA
RANGKAIAN
Analisa secara blok diagram disini terdapat
Aktifator→ Input→proses→output. Di sini +5V sebagai Aktifator,Input itu sebagai
sensor air yang memiliki 4 inputan S1-S4, proses itu sebagai ic (AT89S51)Dan pada
output terdapat led 1 yaitu berwarna hijau, led 2 yaitu berwarna kuning, led 3
yaitu berwarna merah, dan buzzer.
3.1 Analisa blok input
Input pada alat kami fload dectetor kami
menggunakan sensor air yang terdiri dari 4 inputan yaitu S1 sampai S4,dimana
masing – masing inputan memiliki fungsi
yang berbeda untuk mengaktifkan LED dan Buzzer.Dimana S1 itu berfungsi untuk mengaktifkan LED 1 (Hijau),S2 berfungsi untuk
mengaktifkan LED 2 (Kuning),S3 berfungsi untuk mengaktifkan LED 3 (Merah),dan
S4 berfungsi untuk mengaktifkan LED 3 dan Buzzer.
3.2 Analisa blok proses
Pada proses ini kami menggunakan IC AT89S51
sebagai media proses,dimana pada setiap kaki – kaki IC tersebut memiliki fungsi
masing – masing dan pada kaki IC.Kaki 40
dan 20 berfungsi sebagai power,kaki 31 berfungsi sebagai EA(Enable Accsess),
kaki ke 21,23,25 dan 27 itu sebagai
input, kaki 10,11,12 dan 17 sebagai output
dan kaki 9 sebagai reset, kaki 19 dan 18 sebagai oscillator.
3.3 Analisa blok output
Pada output ini kami menggunakan beberapa
LED dan sebuah Buzzer. Sebagai penanda bekerjanya alat , LED 1 (Hijau), LED 2 (Kuning) ,LED 3
(Merah) dan Buzzer.
3.4
Analisa rangkaian secara detail
Dalam rangkaian ini terdapat 5v sebagai
aktifator , sensor air sebagi input dan terdapat 4 inputan yaitu S1,S2,S3 dan
S4, IC AT89S51 sebagai proses dan led dan buzzer sebagai output . Di
dalam alat ini ada 4 keadaan,yaitu S1(p2.6) S2(p2.4) S3(p2.2) dan S4(p2.0).Bila
input S1 terkena air maka output led menyala berwarna hijau,bila S2 terkena air
maka output led menyala berwarna kuning,bila S3 terkena air maka output led
menyala berwarna merah dan bila S4 terkena air maka output buzzer berbunyi dan
led menyala berwarna merah.
Rangkaian ini menggunakan IC AT89S51
.Disini terdapat IC 40 kaki, kaki 40 sebagai power 5v,kaki 20 sebagai ground,kaki
31 sebagai Enable Access (EA),kaki 21,23,25 dan 27 (p2.0,p2.2,p2.4 dan p2.6)
sebagai input sensor dan ground,kaki 18 dan 19 sebagai oscillator dan kaki 18
output oscillator dan kaki 19 input oscillator,kaki 17 sebagai output
buzzer,kaki 10,11 dan 12 sebagai output led dengan warna hijau,kuning dan
merah,kaki 9 sebagai reset master untuk IC AT89S51.
Jika
kaki anoda led hijau,kuning dan
merah terhubung +vcc,maka kaki katoda
led hijau,kuning dan merah terhubung pada kaki ic 10,11 dan 12,jika buzzer juga
terhubung +vcc dan kaki ic 17 maka arus akan mengalir apabila kaki 21,23,25 dan
27 sudah terhubung dengan ground (air sebagai perantara) pada kondisi
S1-S4 (sensor air).
Disini telah menggunakan IC yang sudah di
program secara aktif low (-).Dan keluar
lah output led hijau menyala bila input S1 terkena air,led kuning menyala bila
input S2 terkena air,led merah menyala bila input S3 terkena air dan led merah
menyala dan buzzer bunyi bila input S4 terkena air.
3.3 Analisa secara software
3.3.1
Mide-51
Analisa Program
|
Keterangan
|
$mod51
|
|
org 0h
|
memulai program dari
alamat memori dengan 0h
|
sensor:
|
|
mov p3,#0ffh
|
port 3 diberi nilai high
(karena aktif low)
|
jnb p2.0 , buzzer_merah
|
pada keadaan buzzer_merah
port 3 bernilai 7B hexa/ 0111 1011
|
jnb p2.2 , merah
|
lompat ke keadaan merah
bila nilai p2.2 berlogika LOW, jika tidak maka pindah ke keadaan selanjutnya.
|
jnb p2.4 , kuning
|
lompat ke keadaan kuning
bila nilai p2.4 berlogika LOW, jika tidak maka pindah ke keadaan selanjutnya.
|
jnb p2.6 , hijau
|
lompat ke keadaan hijau
bila nilai p2.6 berlogika LOW, jika tidak maka pindah ke keadaan selanjutnya.
|
sjmp sensor
|
menjalankan program yang
terdapat pada keadaan sensor, jika
berlogika LOW.
|
merah : mov p3,#0fbh
|
Nilai hexa FB hexa/1111
1011 pindah ke p3
|
sjmp sensor
|
menjalankan program yang
terdapat pada keadaan sensor, jika
berlogika LOW.
|
kuning : mov p3,#0fdh
|
Nilai hexa FD hexa/1111
1101 pindah ke p3
|
sjmp sensor
|
menjalankan program yang
terdapat pada keadaan sensor, jika
berlogika LOW.
|
hijau :
mov p3,#0feh
|
Nilai hexa FE hexa/1111
1110
|
sjmp sensor
|
menjalankan program yang
terdapat pada keadaan sensor, jika
berlogika LOW.
|
buzzer_merah: mov p3,#07bh
|
Nilai hexa 7B hexa/0111
1011 pindah ke p3
|
sjmp sensor
|
menjalankan program yang
terdapat pada keadaan sensor, jika
berlogika LOW.
|
End
|
Mengakhiri basis program
|
Tabel 3.3.1
Tabel analisa rangkaian Flood Detector
BAB 4
CARA
PENGOPRASIAN ALAT
DAN
HASIL UJI
ALAT
4.1
PENGOPERASIAN ALAT
Cara kerja alat ini adalah
jika sensor1 terhubung dengan ground yang perantaranya air maka led hijau menyala
artinya keadaan air masih dalam keaaanaman, jika sensor2 terhubung dengan
ground yang perantaranya air maka led kuning menyalaartinya air dalam keadaan waspada,
jika sensor3 terhubung dengan ground yang perantaranya air maka led merah menyala
artinya air dalamkeadaan awas, dan jika sensor4 terhubung dengan ground yang
perantaranya air maka led merah menyala dan buzzer berbunyi artinya air dalam keadaan
bahaya.
4.2 HASIL UJI
COBA ALAT
Pada saat ketinggian
air berada pada kondisi S1 (P2.6 terhubung dengan ground) maka LED hijau menyala,
saat ketinggian air berada pada kondisi S2 (P2.4 terhubungdengan ground) maka
LED kuning menyala, Saat ketinggian air berada pada kondisi S3 (P2.2 terhubung dengan
ground) maka LED merah menyala, Saat ketinggian air mencapai kondisi S4 (P2.0
terhubung dengan ground) maka LED merah menyala disertai dengan bunyi buzzer
untuk menandakan air hampir penuh pada tabung.
KETINGGIAN
|
DISPLAY
|
Sensor
1
|
LED
Hijau
|
Sensor
2
|
LED
Kuning
|
Sensor
3
|
LED
Merah
|
Sensor
4
|
LED
Merah + Buzzer
|
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
·
Saat air sudah mencapai batas S1 maka led warna
hijau menyala.
·
Saat air sudah mencapai batas S2 maka led warna
kuning menyala.
·
Saat air sudah mencapai batas S3 maka led warna
merah menyala.
·
Saat air sudah mencapai batas S4 maka led warna
merah dan buzzer akan berbunyi.
·
Untuk mendeteksi banjir dalam skala kecil.
5.2 Saran
·
Saat membuat proyek ini harus teliti dan
hati-hati dalam mengerjakannya.
·
Jangan sampai ada jalur yang crash karena
apabila sampai crash akan terjadi
·
Kereatifitas di nilai dalam proyek ini
·
Berhati-hati dalam menentukan tegangan aktifator
[2]
Eko Putra,
Agfianto. 2005 Belajar Bahasa Assembly dengan Emu8086.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
[3] Ganiyanti A.S. Seri Fisika Dasar, Elektronika, edisi ke III Jurusan
Fisika
FMIPA-UI 1980.
[4] Gunawan, Hanapi. 1981. Prinsip-prinsip elektronik. (Malvino).
PT Gelora Aksara Pratama (erlangga).
Jakarta
[5] Nopi, Arif. 2001. Pemrograman dengan Bahasa Assembly Edisi Online Versi 1.0.
PT Gramedia. Jakarta.
[6] Soeparlan
Soepono & Umar Yahdi. 1995, Teknik Rangkaian Listrik.
Penerbit Gunadarma, Depok.
[7] Yahdi,
Umar. 1991. Pengantar Fisika Listrik
Magnet
Penerbit Gunadarma, Depok
Nama : Dewi Aningsih
Kelas : 3KB04
NPM : 21110896